Pages

LINK for DRR : Tulak Bala - Ta'eun Ija Brok dan Covid-19

TULAK BALA - TA'EUN IJA BROK DAN COVID-19 

CAPTURING

Di akhir abad 18, sejumlah negara di dunia dilanda wabah mengerikan. Di Eropa, wabah ini dikenal dengan istilah The Black Death. Sebahagian orang menyebutnya kolera. Sedangkan di Aceh orang menyebutnya Ta’eun Ija Brok.

Masyarakat Aceh menyebut wabah ini sebagai Ta’eun Ija Brok (wabah kain kotor) karena virus mematikan itu dilaporkan menjadikan kain-kain kotor sebagai sarang dan kemudian menular pada manusia. Virus ini dibawa oleh serdadu Hindia-Belanda pada saat Agresi Militer-II ke Aceh tahun 1874 sehingga membuat kehidupan masyarakat Aceh saat itu menjadi amat mencekam, bahkan PYM. Sultan Alauddin Mahmud Syah, Raja Aceh ke-34 (1870-1874 M) meninggal dunia diakibatkan karena terjangkit wabah kolera.

Dikampung-kampung, masyarakat Aceh pada saat itu menggelar Shalat Sunat Tulak Bala, dzikir, menyalakan penerang sejenis obor usai magrib dan kemudian berkeliling-keliling kampung sambil membacakan do’a-do’a tolak bala. Masyarakat Aceh juga membakar kain-kain kotor sebagai upaya dalam menolak bala Ta’eun Ija Brok tersebut.

Pada akhir tahun 2019, dunia kembali dilanda wabah yang mengerikan, termasuk Aceh, wabah tersebut bernama Covid-19. Karena wabah ini telah menyebabkan banyak korban meninggal dunia dan tak kunjung usai hingga saat ini, masyarakat Aceh dengan tradisi Tulak Bala pada saat Ta’eun Ija Brok mewabah di Aceh kini melaksanakan kembali tradisi Tulak Bala ini pada masa pandemi Covid-19. Ritual yang dilakukan hampir serupa, yaitu dengan menggelar Shalat Sunat Tulak Bala, dzikir, tahlil, berjalan mengelilingi kota-kota atau kampung-kampung sambil membacakan do’a-do’a tolak bala dan menggunakan obor sebagai penerang. Kegiatan tradisi Tulak Bala Covid-19 ini dilaksanakan hampir diseluruh wilayah di Aceh.

Masyarakat Aceh Gelar Do’a Keliling Kampung Untuk Tolak Bala Covid-19

(Sumber: www.SuaraSumut.id)


VALIDATING

 

VALIDATED LINK for DRR

Nama LINK

Keterangan

Penjelasan Ilmiah

Tulak Bala Ta’eun Ija Brok dan Covid-19

Tradisi masyarakat Aceh untuk menolak bala dan bencana dengan berjalan berkeliling-keliling kampung sambil membaca do’a-do’a


 -


Ritual tradisi Tulak Bala Ta’eun Ija Brok dan Covid-19 yang dilakukan masyarakat Aceh ini dapat diklasifikasikan sebagai LINK for DRR Kategori-II, karena ini adalah kepercayaan berbasis ritual tradisional keagamaan yang tidak dapat dijelaskan oleh sains pada saat ini tetapi dipraktikkan oleh masyarakat untuk membangun ketahanan dan kekuatan secara psikologis dan batin.

Bagi masyarakat Aceh ritual ini dipercaya dapat membantu mereka dalam pengurangan risiko bencana dikarenakan keyakinan akan ajaran leluhur secara turun temurun yang diwariskan kepada mereka yang didasarkan pada ajaran agama Islam. Oleh karena itu kegiatan tradisi inipun diisi dengan do’a-do’a memohon perlindungan kepada Tuhan, Allah Subhanahu Wata’ala, agar dijauhkan dari segala bentuk bala dan bencana.

Secara ilmiah, peristiwa LINK for DRR Kategori-II yang dilakukan masyarakat Aceh dengan melakukan ritual tradisi Tulak Bala Ta'eun Ija Brok dan Covid-19 agar terhindar dari bala dan juga bencana tidak dapat ditemukan penjelasan ilmiah dari ilmuwan untuk menjelaskan hubungan antara melaksanakan do’a bersama terhadap pengurangan dampak dari penyebaran virus atau wabah.