Pages

Mistik Gunung: Aulia

Diantara banyak gunung-gunung yang pernah saya daki di Aceh, beberapa diantaranya memiliki kisah-kisah yang sangat menarik, khususnya mengenai kisah-kisah mistik atau ghaib.

Didalam sosio-culture masyarakat Aceh yang notabene beragama Islam, beberapa gunung memiliki kisah mengenai keberadaan Aulia.

Aulia yang dimaksud oleh masyarakat Aceh ialah berupa roh para pejuang dari Tentara Negara Aceh (TNA) yang mati syahid dalam peperangan mempertahankan kedaulatan negara. Perang ini tertulis dalam sejarah Negara Aceh dengan sebuah hikayat yang berjudul "Hikayat Prang Sabi" dalam bahasa Melayu berarti "Hikayat Perang di Jalan Allah."

Seperti digunung Halimon (1.803m) di Pidië misalnya, gunung ini dikenal dengan sebutan gunung Aulia. Hal ini dikarena pada tahun 1910, gunung ini pernah dijadikan sebagai Markaz Besar TNA dibawah Pimpinan Panglima Negara, Tengku Chik di Tiro Muhammad Ali Zainal Abidin dan beliau beserta beberapa diantara para pejuang Aceh lainnya syahid disana.

Ditempat lain lagi, seperti gunung Sarong Kris (571m) dan gunung Cot Kulam (617m) di Sabang, disana juga dipercaya tentang keberadaan 44 Aulia. Soal kisah 44 Aulia ini saya tidak tahu pasti, akan tetapi kisah-kisah tentang keberadaan Aulia-aulia ini membuat masyarakat menjadi takut atau enggan untuk beraktivitas dikawasan gunung itu, karena banyak yang mengatakan: "Kalau tidak bersih hati jangan coba-coba pergi kesana, sebab kemungkinan tidak akan bisa pulang lagi!"

Didalam Islam, dikitab suci Al-Qur'an memang disebutkan dengan jelas pada surat Ali Imran ayat 69 yang artinya: "Janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Allah."
Jadi, dapat disimpulkan, kepercayaan masyarakat Aceh mengenai keberadaan Aulia-aulia tersebut bukanlah suatu kepercayaan yang tidak berdasar. Namun bagi saya, saya tidak takut dengan Aulia-aulia tersebut. Untuk apa takut! Bahkan semestinya saya sangat bergembira untuk melakukan pendakian digunung itu karena saya tahu Aulia-aulia itu ada disana. Aulia-aulia ini adalah nenek moyang saya yang dahulu mati syahid berperang dijalan Allah dan saya adalah cucunya. Kami berasal dari satu kebangsaan yang sama, yaitu Bangsa Aceh.
Pun demikian, saya tidak pernah membawa niat buruk dalam setiap ekspedisi-ekspedisi pendakian gunung yang saya lakukan. Pulang tidak pulang itu bukan urusan saya dan bukan urusan Aulia, itu urusan Allah, saya selalu berpegang teguh pada prinsip ini.
Alhamdulillah, ketika anda membaca tulisan saya ini, itu artinya saya telah berhasil pergi kesana dan saya telah dapat pulang dengan selamat hingga tulisan ini telah dapat saya tulis dan saya publish dan anda pun telah membacanya. Betulkan?