Tepat pada tanggal 23 September 2016, saya sebagai Navigator bersama 2 orang anggota tim (Fajrie Rizkie sebagai Leader dan Nurrahmad Siddiq sebagai Sweeper) berhasil mencapai puncak gunung tertinggi diwilayah Aceh Besar, Aceh, Sumatra, yaitu Mt.Gle Batee Meucica yang memiliki ketinggian 2.140 meter diatas permukaan laut.
Pendakian menuju puncak ini normalnya dibutuhkan waktu kurang lebih 3 hari penjelajahan. Namun bagi mereka yang tidak memiliki skill dan keahlian navigasi darat, menurut hemat saya, kemungkinan mencapai target dengan estimasi tersebut bisa dikatakan mustahil.
Gle Batee Meucica adalah tempat pertama kali saya mencoba untuk mengaplikasikan skill navigasi darat yang saya miliki, tentu saja, dalam terapannya ini tidak semudah seperti yang saya bayangkan, terlebih karena semua dipelajari secara otodidak dan tanpa pelatih.
Kami menargetkan pendakian 5 puncak gunung sekaligus dalam ekspedisi kala itu, yaitu: Mt.Gle Batee Meucica (2.140m), Mt.Gle Trieng (1.875m), Mt.Meutala (1.951m), Mt.Meundom (1.851m) dan Mt.Gle Ba'e (1.588m) dengan estimasi waktu plotting 7 hari penjelajahan. Tapi, dalam ekspedisi ini Tim hanya mampu mencapai puncak Gle Batee Meucica dengan estimasi tersebut. Seperti yang saya terangkan diatas, tanpa skill navigasi darat yang baik, hal tersebut mustahil untuk dapat terealisasi sesuai dengan target.
Di Gle Batee Meucica ini saya belajar banyak tentang navigasi darat, utamanya tentang topografi, pembidikan kompas, penentuan koordinat, busur derajat, plotting jalur dan pengenalan kawasan berdasarkan garis kontur peta.
Beranjak dari sini, sampai sekarang, sekurang-kurangnya ada 7 jalur pendakian gunung yang telah berhasil saya rintis di Aceh.
Saya kira, jika berminat untuk mempelajari ilmu navigasi darat lanjutan (bukan dasar), Mt.Gle Batee Meucica adalah lokasi yang sangat bagus untuk dijadikan tempat pengaplikasiannya, karena disini kita dapat dengan mudah menemukan kasus-kasus berdasarkan teori-teori dalam ilmu navigasi darat tersebut. Itu menurut saya.